MIMPI
DAN FIRASAT GAIB
Email:
armanpranata@gmail.com
Didalam sunah ibnu majah diriwayatkan-
dengan sanad hasan sebagaimana dalam kitab Path
Al Ban -sebuah hadist berderajat
marfu’ yang berbunyi ‘’Mimpi itu ada tiga
macam ,Yaitu mimpi yang menyeramkan yang datangnya dari setan , Agar manusia
menjadi ketakutan dan bersedih, ada
mimpi yang di sebabkan kesedihan seseporang
padfa awaktu terjaga sehingga ia melihatanya di waktu tidur, dan ada mimpi yang dari empat puluh enam bagian kenabian,
Mimpi benar yang
merupakan dalil petunjuk yang berasal dari Allah SWT saja, Seseorang tidak
mungkin dapat membedakan antara ke tiga macam mimpi tersebut, kecuali berpatokan
agama, Oleh karena itu, mimpi para nabi adalah wahyu, Mimpi tersebut pasti
benar, karena wahyu tidak mingkin di masuki setan, Mimpi wahyu terpelihara dari
bisikan setan, Hal ini telah menjadi kesepakatan para ulama. Dengan dasar
inilah mimpi para nabi adalah wahyu,
sehingga Nabi Ibrahim berani melaksanakan mimpinya yaitu menyembelih
putranya Isma’il
Mimpi yang di alami selain nabi tidak
memilki nilai kemahsuman,Oleh karena itu
mimpi mereka harus di ukur dan di
timbang dengan wahyu yang jelas.Jika mimpi mereka sesuai dengan wahyu maka
boleh di jadikan pijakan dalam berbuat, Tetapi jika mmpi mereka bertentangan
dengan wahyu, tidak boleh di jadikan pijakan,
Orang yang tidur tidak berhask melakukan
priwayatan , Tidak ada jaminan atas ketepatan
mimpinya,Oleh karena itu orang yang tidur tidak terkena hukum taklifi
(pembebanan hukum agama) sebagian besar mimpi tidak sesuai dengan kenyataan
nya,Mimpi biasanya hanya di jadikan
lambang atau isyarat yang hakikatnya
tidakdi ketahui kecuali oleh sedikit
orang yang mempunya kemampuan khusus
seperti itu adalah nabi Yusuf
karena di ajarkan oleh Allah SWT, tentang takwil mimpi, Beliau berkata tentang dirinya dengan memohon kepada Tuhan-nya. ‘’Ya Tuhanku,Sesungguhnya engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian
kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi’’. Siapakah di antara manusia yang mampu
menakwilkan mimpi raja Mesir yang
melihat sapi dan tangkai-tangkai seperti yang di takwilkan Yusuf? Para ahli
takwil mimpi pada jamanya tidak ada yang mampu mengungkapkan dan merka berkata
‘’ Itu hanyalah mimpi yang kosong dan kami
sekali-kali tak mampu metakwilkan mimpi itu,’’ Apa yang mereka katakan
bahwa meraka tidak mengetahu tabir mimpi itu adalah benar,
Kadang-kadang seseorang bermimpi dengan
dua mimpi yang mirip pada dua waktu, dan keadaan yang berbeda,,Kemudian setiap
mimpi di tafsirkan dengan penafsiran
yang sangat berlawanan antara satu mimpi dengan lainnya.Oleh karena itu para
ilmuwan sepakat bahwa mimpi tidak sah dijadikan hujah dan dalil hukum,Mimpi itu
sekedar khabar gembira peringatan dan pemberitahuan,oleh karena itu, Nabi
Muhammad Saw memberinya istilah ‘’Mubasysyirat’’(pemberi
khabar gembira)
Tetapi mimpi kadang-kadang dapat pula di
perhitungkan, dan dianggap sah ,mskipun hanya untuk menenangkan hati,itu
terjadi jika mimpi sesuai dengan hujah Sar’iah,
yang shahih, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas ,Beliau pernah
berpendapat tentang bolehnya melakukan Mut’ah al –hajj karena menurutnya terdapat dalil yang bersifat sima’I dari al-
kitab dan sunnah tentang hal tersebut.
Ketika sebahagian sahabat bermimpi sama dengan mimpi yang di nyatakan Ibbnu abbas,
maka ia member kabar gembira dengannya,
Sekedar menjadikan mimpi sebagai khabar
gembira seperti ini tidak akan
membahayakan,karena dasar penetapan hukum dalam hal itu di ambil dari dalil
yangdi syariatkan, Ibbnu Al-Qayyim berkata’’ Mimpi merupakan prinsip wahyu dan
kebenarannya sesuai dengan kejujuran
yang bermimpi ,orang yang mimpi paling benar adalah orang yang paling
benar perkataanya. Mimpi yang kejadian sangat dekat, hamper tidak pernah salah,
Sebagaimana yang di sabdakan Rasululluah Saw, yang demikian itu karena jauhnya
masa kenabian dan pengaruhnya, sehingga orang-orang yang beriman di beri ganti
mimpi, sebaliknya ketika kekuatan dan
cahaya kenabian sangat kuat, maka mimpi tidak di butuhkan sebagai kekuatan
petunjuk.
Demikian
pula dengan berbagai Karomah yang
tidak banyak muncul pada jaman sahabat, karena mereka tidak membutuhkan nya
akibat iman yang kuat, Tetapi banyak karomah yang terjadi pada jaman
setelahnya, karena umat islam setelah mereka
membutuhkan akibat iman yang lemah, Hal ini pernah di nyatakan oleh
Ahmad bin Hanbal
Ubadah bin shamit pernah berkata ‘’Mimpi orang-orang beriman adalah
kalam Tuhan kepada hambanya di kala tidur, Nabi Muhammad Saw bersabda. ‘’Yang tesisa dari kenabian adalah khabar
gembira’’, Beliau di Tanya ‘’Apa yang
di maksud dengan khabar gembira? ’’ Beliu menjawab ‘’ Mimpi benar yang di alami oleh orang yang beriman,atau yang di
perlihatkan kepadanya,’’
Apa bila
seluruh kaum muslimin melihat mimpi yang sama dapat di pastikan itu
adalah benar, Rasullulah bersabda ke
pada para sahabatnya ketika mereke di perlihatkan malam Lailatul qodar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan beliau bersabda, ‘’Aku melihat mimpi kalian sama
pada sepuluh malam terakhir di bulan
ramadhan, barang siapa di antara kalian ingin mendapatkannya, maka hendaklah
mencari sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan,’’
Mimpi itu seperti Kasyaf ada yang berasal dari
Allah disebut Rahmani,ada yang
berasal dari bisikan jiwa disebut Nafsani dan ada mimpi dari Setan disebut Setani Nabi Muhammad Saw bersabda, ‘’Mimpi terbagi atas tiga macam, yaitu mimpi
dari Allah, mimpi dari setan dan mimpi dari dirinya sendiri pafda saat terjaga
lalu ia melihat di waktu tidur’’,
Mimpi yang merupakan sebab hidayah adalah mimpi yang berasal dari
Allah saja, Mimpi yang di alami para nabi adalah wahyu, karena terpelihara
dari bisikan setan, itu sesuai dengan
kesepakatan umat islam,oleh karena itu Nabi Ibrahim berani menyembelih anaknya
karena mimpi yang ia alami. Mimpi selain para nabi harus di ukur dengan wahyu,jika
tidak sesuai dengan wahyu maka mimpi tidak boleh di amalkan. Tetapi jika ada
yang bertanya, ‘’Bagaimana pendapat kamu jika mimpi itu benar dan ada kesamaan
mimpi di antara banyak orang?’’ jawabanya adalah ‘’Jika demikian halnya,maka
mimpi yang benar tidak mungkin bertentangan dengan wahyu.Bahkan mimpi mengaskan
isi wahyu atau mengingatkan akan problem
tertentu,Orang yang bermimpi tidak mengetahui bahwa problem khusus itu termasuk
dalam kategori hukum hingga ia di ingatkan dengan mimpi atas hal itu.
Barang siapa yang ingin mimpinya di anggap
benar, hendaklah ia mempertahankan kejujuran,makan yang halal,menjalankan
perintah dan larangan, dan hendaklah ia tidur dalam ke adaan yang suci dan
sempurna, menghadap kiblat dan berjikir hingga ia tertidur, sesungguhnya mimpi
tidak dusta sama sekali.
Mimpi yang benar dalah pada saat makan
sahur, karena saat itulah wahyu ilahi di turunkan, rahmat dan ampunan mendekat
sehingga setan lumpuh tak berdaya, sebaliknya mimpi bohong adalah pada waktu
shalat isya masuk, karena saat itulah setan
dan ruh-ruh penasaran bergentayanganUbadah bin sammit pernah berkata.
‘’Mimpi orang yang beriman adalah kalam Allah SWT, yang di sampaikan kepada
hambanya di waktu tidur.
Semoga menjadi
pencerahan kita bersama...wasalam
ARMANPRANATA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar